Selamat Datang Cinta
Sihabudin Ahmadaiky
“S”atu hati yang
semula sendiri
“E”nggan
menyapa, enggan menjawab
“L”aksana bulan
terang yang bisu
“A”ku yang
semula sendiri
“M”alas bicara,
malas melihat
“A”antara insan
insan kecil yang berjalan
“T”ak tentu arah
tak tentu tujuan
“D”ua hati yang
kini bersatu
“A”ntara hatiku
dan hatimu
“T”akkan ada
dinding yang tinggi
“A”ntara cintaku
dan cintamu
“N”an sunyi
namun abadi
“G”elorakan rasa
yang semoga tak akan mati
“C”erita cinta yang kini
kumulai
“I”ndah dalam
nyanyian malam
“N”yanyian yang
kita lagukan
“T”anpa siapapun
selain kamu sayang
“A”G XXXX XX
Bertatapan
tanpa bicara mampu membuatnya bahagia, berkenalan tanpa senyuman pun sudah
membuatnya gembira. Kini ia melangkahkan kaki bersama, ia menunjukkan
cerita-cerita cinta antara dua orang yang saling mencintai. Ia bahagia dalam
jangka waktu yang ia harap tak akan ada akhirnya.
Ia pun bercengkrama dalam trotoar,
tempat dijualnya jagung bakar manis yang pertama kali ia rasakan, seperti yang
pertama kali ia temukan. Ia memandang sekeliling kota, ditemukannya pohon,
rumput, dan mainan jungkat-jungkit. Ia berlarian, ia mengejar matahari yang
telah didapatnya, entah orang sinting mana yang mengaku sinting. Orang gila
mana yang mengaku gila selain mereka yang sedang jatuh cinta?
Sihabudin Ahmadaiky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar