Aku Sayang Kamu
Sihabudin Ahmadaiky
“A”ku sayang
kamu
“K”etika
matahari terbit
“U”ntuk menuju
terbenam
“S”erangkai kata
yang kutulis ini
“A”dalah
terjemahan dari bahasa hati
“Y”ang tertimbun
kesunyian dan keraguan
“A”ku bersama hati
yang sendiri
“N”amamu kini
hadir menemani
“G”oyangkan rasa
yang entah apa maknanya
“K”amu yang kini
hadir dalam nafas hidupku
“A”kankah
menjadi pengendali tangis tawaku?
“M”alam ini
kucoba mencari arti …
“U”capan singkat yang
mengandung teka-teki
Ia memandang sebutir permata
bergerak-gerak menyapanya. Ia memandang sebuah alunan lagu memanggil-manggil
jantungnya. Ia berdebar, tak mengerti atas apa yang tengah terjadi. Ia
tenggelam dalam sebuah lautan, tak mampu menepi, karena memang ia tak ingin
menepi, ia menikmati sebuah rasa yang baru pertama ia dapati.
Ia memang hanya sebutir perak yang
diam, bukan permata. Namun ia masih memiliki rasa keperakannya mampu bersama dalam
satu tatanan dengan permata. Ia masih sebuah perhiasan, ia masih memiliki
sebuah harapan.
Ia mencari tahu, kini teka-teki
memenuhi otaknya. Menyatukan sel-sel yang dulu berpisah, sambil memutuskan
hubungan antara otak dengan hati. Ia kini buta, ia tak mampu memandang logika.
Sihabudin Ahmadaiky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar