Jumat, 27 September 2013

Antara Dewasa dengan Remaja



Antara Dewasa dengan Remaja
Sihabudin Ahmadaiky

“S”epi yang kini kualami
“T”inggalkan bayang-bayang imajinasi
“A”kibat rasa yang tak seharusnya ada
“B”erat, sesat, jiwaku kini tertambat
“I”barat syair syair sebuah puisi
“L”irik yang mati sulit dimunculkan lagi

“D”erita yang telah lama kujalani
“E”pisode hidup yang ingin cepat kusudahi
“N”adi yang semakin berdenyut kencang
“G”alau yang perlahan mulai hilang
“A”ku yang terpaku diam tak menentu
“N”an tersenyum simpul karena ulahmu

“L”angit yang semula padam
“A”wan yang semula menggumpal
“B”intang senja kini bermunculan
“I”ndah menyinari setiap hati
“L”irik yang semula mati kini hidup kembali


Engkau bukan lagi seorang remaja, engkau orang yang pertama kali kukagumi. Engkau dengan semua bakat-bakatmu kadang membuatku rendah dengan seluruh kemampuanku. Engkau kini telah jauh di atas bumi, engkau telah berkali-kali terbang ke angkasa dan aku hanya mampu memandangmu dalam keinginanku melakukan itu.

Bagaimana caranya? Aku juga ingin terbang, melayang-layang bagai bumi tanpa gravitasi, aku ingin terbang dengan dua tangan ini, namaku, namamu mungkinkah nanti akan bersatu dalam planet ini?

Engkau sudah mengudara, engkau sudah memiliki sayap yang kuat, sedang aku di sini, baru lahir dari sebuah telur yang diduduki ibunya berminggu-minggu.

Pelan namun pasti, aku menyakini bahwa aku bisa bersamamu, bisa sepertimu dengan jarak waktu yang sangat terlalu jauh. Engkau terbang, aku berjalan. Engkau mengudara, aku berlari. Engkau menerkam, aku teriak. Aku hanya mampu itu, belum sepertimu.

Aku menyadari bahwa sayap, mata, tangan, kaki, dan tulang belulang ini pada dasarnya adalah sama, semua hanya masalah waktu.



Sihabudin Ahmadaiky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar